Kamis, 24 Maret 2011

Aurora



Pada mitologi Romawi kuno, Aurora adalah Dewi Fajar yang muncul setiap hari dan terbang melintasi langit untuk menyambut terbitnya matahari. Profil Dewi Aurora juga dapat kita temukan pada tulisan hasil karya Shakespeare.

Aurora adalah fenomena pancaran cahaya pada lapisan ionosfer dari sebuah planet, sebagai akibat terjadinya interaksi antara medan magnetik yang dimiliki planet tersebut dengan partikel bermuatan yang dipancarkan oleh matahari (angin matahari) atau bisa juga disebut akibat dari reaksi partikel-partikel bermuatan listrik dengan atmosfer bumi. Sumber energi utama dari aurora adalah angin matahari yang mengalir melewati Bumi. Warna aurora bisa bermacam-macam, biasanya hijau, merah, biru dan lembayung. Di planet bumi kita ini, aurora terjadi di daerah kutub Utara dan kutub Selatan, dan tidak/jarang terlihat di katulistiwa. Sehingga kita tidak banyak mengenal “pertunjukan” angkasa yang indah dan luar biasa ini. Nama aurora sendiri pertama kali dipakai oleh Pierre Gassend, seorang ilmuwan dari abad ke-17.



Aurora dipercaya dapat mengganggu gelombang radio. Ini terjadi saat titik-titik di atmosfer terganggu oleh proton dari matahari, atmosfer tidak lagi menahan sinyal dan memantulkannya ke bumi, tetapi sinyal tersebut justru diteruskan keluar angkasa, sehingga tidak ada sinyal yang diterima radio dan televisi.



Ada beberapa faktor khusus yang akan memengaruhi kemunculan au­rora. Yaitu, daya magnetik yang cukup kuat pada dua bagian kutub tersebut. Lebih tepatnya, proses terjadinya fenomena cahaya aurora merupakan hasil dari emisi foton yang berada pa­da area 80 km di atas atmosfer. Pa­da wilyah tersebut terdapat akumulasi emisi oksigen dan nitrogen. Proses akumulasi itu terjadi karena gaya magnetik di daerah kutub.

sumber: http://duniadevia.blogspot.com/2010/04/sentuhan-khas-aurora-yang-mengagumkan.html




0 komentar:

Posting Komentar