Tampilkan postingan dengan label fenomena. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label fenomena. Tampilkan semua postingan

Selasa, 17 Mei 2011

ulaaaaat ulaaaaaat ~


Serangan jutaan ulat bulu terjadi di beberapa kecamatan di kabupaten probolinggo dan daerah-daerah lainnya di Indonesia. Dalam proses sirkulasi kehidupan ulat saat masih menjadi telur, musuh alami ulat itu selalu memberikan parasit pada telur. Sehingga dari ribuan telur, hanya beberapa telur saja yang lolos dari parasit dan bisa menjadi ulat. Namun, hujan yang terus menerus terjadi membuat proses kehidupan musuh alami tersebut terganggu sehingga tidak mampu memberikan parasit pada telur ulat, akibatnya populasi ulat tidak bisa terkontrol dan berjumlah banyak sekali.

Perubahan iklim terutama temperature lingkungan ikut mempengaruhi populasi ulat bulu. Karena temperature yang meningkat juga dapat mempercepat siklus hidup ulat tersebut. Meningkatnya populasi ulat bulu disebabkan pula oleh semakin berkurangnya musuh alami, seperti burung, parasitoid, dan predator lain.

Ulat bulu tersebut lebih memilih menyerang pohon mangga manalagi dibanding varietas mangga lain. Pemilihan inang itu dilakukan ulat bulu dewasa saat peletakan telur. Ulat bulu bukan termasuk kupu-kupu melainkan sebangsa ngengat. Diduga ngengat ulat bulu itulah yang meletakkan telur pada celah kulit pohon mangga atau dibawah daun. Terdapat dua spesies ulat bulu yang daun mangga di probolinggo yaitu arctornis sp. dan Lymantria atemeles collenette. Ulat bulu itu bersifat nocturnal , yakni ulat yang aktif di malam hari. Tidak mengherankan jika pada malam hari sering terdengar suara seperti hujan, padahal sesungguhnya saat itu ulat bulu sedang memakan daun-daun mangga.

Cerita dari masyarakat setempat mengaitkan munculnya ulat bulu tersebut karena abu dari gunung bromo.


Kamis, 24 Maret 2011

Aurora Australis dan Aurora Borealis

Fenomena aurora di sebelah Selatan yang dikenal dengan Aurora Australis. Aurora australis jarang sekali terlihat karena biasanya sering terlihat di Australia pada siklus 11 tahun aktivitas titik matahari. Aurora ini pertama kali dikenal para ilmuwan Eropa pada abad ke-18, tetapi telah dikenal oleh kaum Aborigin dan Maori sejak tujuh ratus tahun yang lalu. Aurora ini paling sering terlihat di Tasmania.



Fenomena aurora yang terjadi di daerah sebelah Utara dikenal dengan nama Aurora Borealis, yang di beri nama oleh ilmuwan Galileo Galilei pada tahun 1619. Pada saat Aurora Borealis terjadi, seakan-akan matahari akan terbit dari sebelah utara. Aurora borealis paling sering disaksikan di Fairbanks, Alaska, dan beberapa lokasi di Kanada Timur, Islandia dan Skandinavia Utara. Aurora borealis sering terjadi antara bulan Maret-April dan Agustus-September-Oktober.



sumber: http://duniadevia.blogspot.com/2010/04/sentuhan-khas-aurora-yang-mengagumkan.html

Aurora



Pada mitologi Romawi kuno, Aurora adalah Dewi Fajar yang muncul setiap hari dan terbang melintasi langit untuk menyambut terbitnya matahari. Profil Dewi Aurora juga dapat kita temukan pada tulisan hasil karya Shakespeare.

Aurora adalah fenomena pancaran cahaya pada lapisan ionosfer dari sebuah planet, sebagai akibat terjadinya interaksi antara medan magnetik yang dimiliki planet tersebut dengan partikel bermuatan yang dipancarkan oleh matahari (angin matahari) atau bisa juga disebut akibat dari reaksi partikel-partikel bermuatan listrik dengan atmosfer bumi. Sumber energi utama dari aurora adalah angin matahari yang mengalir melewati Bumi. Warna aurora bisa bermacam-macam, biasanya hijau, merah, biru dan lembayung. Di planet bumi kita ini, aurora terjadi di daerah kutub Utara dan kutub Selatan, dan tidak/jarang terlihat di katulistiwa. Sehingga kita tidak banyak mengenal “pertunjukan” angkasa yang indah dan luar biasa ini. Nama aurora sendiri pertama kali dipakai oleh Pierre Gassend, seorang ilmuwan dari abad ke-17.



Aurora dipercaya dapat mengganggu gelombang radio. Ini terjadi saat titik-titik di atmosfer terganggu oleh proton dari matahari, atmosfer tidak lagi menahan sinyal dan memantulkannya ke bumi, tetapi sinyal tersebut justru diteruskan keluar angkasa, sehingga tidak ada sinyal yang diterima radio dan televisi.



Ada beberapa faktor khusus yang akan memengaruhi kemunculan au­rora. Yaitu, daya magnetik yang cukup kuat pada dua bagian kutub tersebut. Lebih tepatnya, proses terjadinya fenomena cahaya aurora merupakan hasil dari emisi foton yang berada pa­da area 80 km di atas atmosfer. Pa­da wilyah tersebut terdapat akumulasi emisi oksigen dan nitrogen. Proses akumulasi itu terjadi karena gaya magnetik di daerah kutub.

sumber: http://duniadevia.blogspot.com/2010/04/sentuhan-khas-aurora-yang-mengagumkan.html




7 Bentuk Awan yang Unik

1. Nacreous Clouds
Awan Nacreous
Awan ini jarang kita lihat, kadang-kadang disebut awan ibu mutiara, berada di ketinggian 15 - 25km (9 -16 mil)di stratosfer dan jauh di atas awan troposfer.
Awan Nacreous bersinar terang di bawah sinar matahari di dataran tinggi selama dua jam setelah matahari terbenam atau sebelum fajar.



2. Mammatus Clouds
Awan Mammatus
Awan Mammatus adalah awan dengan struktur kantung-kantung. Awan mammatus tidak berbahaya dan terlihat seperti akan terjadi badai tornado, tapi itu persepsi yang salah awan ini malahan terbentuk dari badai tornad.


3. Noctilucent Clouds
Awan Noctilucent
Awan Noctilucent atau Polar Mesopheric Clouds: Ini adalah pembentukan awan extroadinarily langka yang keluar di antara ruang 82 km sampai 102 km dari permukaan tertinggi bumi. Awan Noctilucent di belahan bumi yang lain akan terlihat seperti bercahaya.



4. Mushroom Clouds
Awan Jamur
Awan jamur adalah awan berbentuk jamur khas yang terbentuk dari asap, uap air kental, atau puing-puing akibat ledakan yang sangat besar. Mereka sering dikaitkan dengan ledakan nuklir. tapi tidak semua Awan jamur dihasilkan dari efek ledakan nuklir. letusan Gunung dapat menghasilkan awan jamur alami.
Awan Jamur terbentuk akibat perubahan panas dan masa jenis awan secara tiba-tiba.



5. Lenticular Clouds
Awan Lenticular
Awan Lenticular, secara teknis dikenal sebagai lenticularis stand altocumulus, adalah awan yang terbentuk berbentuk di tempat yang tinggi. Ketika udara lembab stabil mengalir di sebuah gunung atau daerah pegunungan, serangkaian gelombang terbentuk dengan skala besar, terbentuk ketika awan melawan arah angin. Dalam kondisi tertentu, awan lenticular formasi yang dikenal sebagai "gelombang awan".


6. Shelf Clouds
Tidak seperti awan roll, awan Shelf (rak) melekat ke dasar awan (biasanya berlangsung ketika ada badai). Gerakan awan dibagian luar terlihat lembut dan lurus sedangkan di bagian dalam terlihat bergelombang dan robek-robek.



7. Stratocumulus Clouds
Awan Stratocumulus
Menurut Observatorium Meteorologi Sapporo, awan stratocumulus terbentuk akibat terjebak arus udara panas dan arus udara dingin.
Awan ini sangat jarang dilihat.



untuk gambar lainnya bisa dilihat di http://sohib-dika-bisnis.blogspot.com/2011/03/7-bentuk-awan-yang-paling-langka-di.html

Awan Noctilucent



Awan noctilucent terbentuk dari kristal es yang kurang lebih memiliki diameter 100 nanometer dan terletak sekitar 76-85 kilometer di mesosphere yang merupakan awan tertinggi daripada awan awan lainnya di bumi. Awan awan di bumi yang terletak di atmosphere bagian bawah terbentuk akibat air yang menguap dan mengumpul menjadi partikel partikel kecil kemudian menjadi awan. Nah Awan Noctilucent juga terbentuk dari penguapan air namun penguapan air tersebut menghasilkan pertikel partikel padat berupa debu. Sumber debu dan uap air pada atmosphere bagian atas belum diketahui pastinya. Debunya diperkirakan berasal dari serpihan meteor meteor yang melintas dan memasuki atmosphere bumi dan juga kemungkinan dari debu yang disebabkan oleh gunung berapi dan mungkin juga berasal dari debu yang berasal dari troposphere. Sedangkan airnya diperkirakan dari buangan Pesawat Luar angkasa yang hampir seluruhnya adalah air yang ditemukan bahwa hasil pembuangan dari pesawat luar angkasa dapat membuat awan sendiri. Air hasil pembuangan tersebut setengahnya dilepaskan menuju ke thermosphere biasanya pada ketinggian 103 – 114 kilometer.



Hasil pembuangan ini dapat berpindah ke daerah Arctic dalam beberapa hari. Meskipun kecepatan perpindahan dari awan yang bergerak sangat cepat ini tidak diketahui. Ketika air menuju ke daerah utara maka air air tersebut sebagian jatuh dari daerah Thermosphere ke daerah paling dingin di mesosphere yang terletak tepat dibawahnya. Nah kejadian seperti ini menyebabkan terjadinya Awan Noctilucent.Awan Noctilucent lebih sering terjadi pada musim panas dan di daerah sekitar kutub karena mesosphere yang dingin terdapat di daerah kutub. Awan Noctilucent pertama kali di teliti pada tahun 1885 yaitu 2 tahun setelah meledaknya gunung krakatau tepatnya pada tahun 1883.
Awan noctilucent biasanya tidak berwarna dan kadang kadang berwaran biru pucat meskipun kadang kadang berwarna merah dan berwarna hijau. Warna biru berasal dari penyerapan ozone di sekitar jalur Awan Noctiluce yang terkena sinar matahari. Awan ini dapat muncul sebagai awan yang berbentuk tak karuan seperti rambut saya namun kadang kala juga dapat muncul dengan pola pola tertentu seperti bergelombang dan pusaran. Awan ini merupakan awan yang enak dilihat dimata karena berwarna warni dan sedikit bervariasi bentuknya.Mungkin orang yang melihat fotonya berpikiran kalau ini adalah asap rokok fotografernya

Awan noctilucent dapat dilihat pada lintang 50- 65 derajat. Namun kadang kadang dapat terjadi pada lintang yang rendah dan mendekati kutub. Awan ini sering terjadi pada musim panas terutama pada pertengahan mei sampai pertengahan agustus di belahan bumi utara dan antara pertengahan november sampai pertengahan januari di belahan bumi selatan. Awan ini sangat redup dan sangat tipis dan dapat dilihat ketika senja diantara matahari terbit dan tenggelam. Awan ini sangat bagus dilihat apabila matahari terletak 6- 16 derajat dibawah horizon. Meskipun awan ini terjadi di kedua belahan bumi namun di sebelah utara terjadi lebih sering (mungkin karena peneliti banyak yang hidup di daerah utara ketimbang daerah selatan).

sumber: http://www.indralasmana.co.cc/2010/06/fenomena-awan-noctilucent.html

Fatamorgana



Fatamorgana adalah salah satu kejadian alam yang sering kita lihat di jalan – jalan aspal ketika hari sedang panas. Ketika kita melihat lurus ke depan jalan, terlihat bayangan seperti genangan air. Itulah fatamorgana. Namun sebenarnya, itu bukan merupakan bayangan genangan air. Jika kita amati lebih teliti, akan nampak kalau bayangan itu adalah bayangan benda – benda yang berada di atas jalan aspal tersebut. Nah, pada postingan kali ini, saya akan membahas mengenai fenomena fatamorgana jika dibahas secara keilmuan khususnya fisika.

Fatamorgana muncul atau nampak ketika terjadi perbedaan temperatur udara pada suatu daerah, dalam kasus ini adalah udara di atas aspal jalan, yang menyebabkan sinar matahari yang terpantulkan oleh benda alias sinar bayangan benda yang harusnya bergerak lurus akan terbelok dan melewati jalan yang tidak seharusnya sampai menuju mata kita.

Ketika siang hari, ketika terik matahari lagi panas – panasnya menyinari permukaan bumi khususnya aspal jalan. Daerah udara di atas aspal jalan akan terjadi perbedaan temperature yang bergantung pada ketinggian udara tersebut. Udara yang lebih dekat dengan aspal lebih panas daripada udara yang berada di atasnya dan begitu seterusnya untuk udara yang berada di atasnya lagi.



Ketika sinar matahari jatuh ke bawah menuju permukaan bumi, sinar matahari melewati udara yang lebih panas dan lebih panas. Sehingga sinar akan dibelokkan menjauhi garis vertikal, sehingga sinar yang awalnya jatuhnya agak vertikal menjadi agak horizontal sampai horizontal dan akhirnya kembali terbelokkan ke atas. Ketika sinar bergerak ke atas, pergerakannya kebalikan dari ketika sinar bergerak ke bawah. Pada saat ke atas, sinar akan melewati udara yang lebih dingin dan lebih dingin sehingga sinarnya akan terbelok mendekat garis vertikal hingga akhirnya sinar dari bayangan benda akan sampai ke mata kita. Ini menyebabkan kita akan seolah – olah melihat bayangan benda di atas aspal, berada di bawahnya. Sehingga seolah – olah tercipta bayangan yang tercipta di atas aspal dan berada di bawah benda.

Kenapa fatamorgana seolah – olah seperti genangan air dan bergoyang – goyang? Ini disebabkan karena perubahan suhu udara di atas aspal yang tidak konstan sehingga pembelokkan sinar juga tidak teratur. Inilah yang menyebabkan fenomena fatamorgana terjadi.


sumber: http://raf1816phyboy.blogspot.com/2011/02/fatamorgana-mirages.html



Moonbows



Pelangi terjadi karena matahari bersinar pada tetesan-tetesan air embun, biasanya terjadi pada atmosfir setelah hujan. Moonbow lebih jarang terjadi, hanya dapat dilihat pada malam hari ketika bulan ada pada titik rendah pada saat bulan purnama sampai hampir purnama. Satu tempat popular untuk melihat Moonbow adalah di air terjun Cumberland di kentucky AS.


Kita semua (mungkin) melihat pelangi, pada siang hari. Tapi berapa banyak dari kita telah melihat pelangi di malam hari? Ya, ini benar-benar dapat terjadi, karena cahaya yang dihasilkan oleh bulan (sehingga moonbow, atau bulan atau pelangi pelangi putih). Tentu saja cahaya yang dipancarkan oleh bulan lebih redup daripada yang dari matahari, sehingga hasilnya pelangi terbentuk; sebagian besar waktu itu, bahkan sulit bagi mata manusia untuk memisahkan warna
di sana.



Kesempatan terbesar yang Anda miliki untuk melihat moonbow adalah saat bulan penuh (atau dekat penuh), ketika itu adalah terang, tetapi ada kondisi lain yang dibutuhkan. Langit harus sangat gelap (mendekati hitam), dan, tentu saja, harus ada hujan lebat berlawanan dengan bulan.

sumber: http://budysukamto.com/blog/fenomena-alam-moonbows.html

Minggu, 20 Maret 2011

Shooting star



Fenomena bintang jatuh, memang sudah melekat pada diri masyarakat kebanyakan, terlepas dari benar atau tidaknya itu dikembalikan kepada masing-masing individunya.
Bintang jatuh adalah sebuah benda langit yang jatuh ke bumi dan oleh fenomena alam yaitu gesekan pada atmosfer menjadikan benda tersebut bercahaya, yang mana kita kenal sebagai meteor.

Satu hal yang selalu membuat penasaran yaitu mitos tentang terkabulnya sebuah permintaan bila diucapkan ketika melihat bintang jatuh. Hal tersebut seperti meteor yang jatuh ke bumi dimana seringkali habis di atmosfer sebelum menjadi meteorit (meteor yang telah mencapai bumi). Meteor dan meteorit meskipun merupakan satu benda tapi mereka memiliki perbedaan. Meteor yang tampak indah ternyata buruk rupa dan anehnya si buruk rupa ini lebih banyak menarik perhatian.

Ternyata ada penelitian di Indonesia dan merupakan yang pertama di dunia menyatakan terdeteksinya element Hidrogen pada benda padat dimana sample yang digunakan adalah meteorit dari Sangiran. Mereka publish penemuan ini di jurnal bertajuk "Emission Elemental Qualitative Analysis of Sangiran Soil Layer Using Laser-Induced Shock Wave Plasma Spectroscopy (LISPS)" dan "Characteristics of Hydrogen Emission in Laser Plasma Induced by Focusing Fundamental Q-sw YAG Laser on Solid Samples".

Klasifikasi dari meteorid yaitu meteor dengan unsur besi (siderid), unsur batu (aerolid), campuran besi dan batu (siderolid). Siderid dan siderolid yang kemunculannya hanya 5% dan 2% dari keseluruhan meteorit, umumnya digunakan untuk penjaga rumah dan bahan keris pusaka. Aerolid meskipun kemunculannya 93% tapi umumnya hilang di muka bumi karena rapuh sehingga hancur dalam perjalanan memasuki atmosfer bumi. Aerolid ini terbagi atas dua yaitu Chondrite yang katanya berumur 4.6 miliar tahun (umur tata surya) dan Achondrit.

Dari ketiga klasifikasi yang disebut, masih dapat dibuat satu klasifikasi lagi yaitu tektites. Tektites terbagi atas dua yaitu moldavite dan tektite. Moldavite yang dikenal dengan batu ceko memiliki warna hijau. ektite memiliki warna hitam dan dikenal sebagai batu satam. Tektites ini dipercaya dapat melakukan komunikasi dengan dunia luar angkasa dan bila berdoa maka akan dikabulkan, untuk cinta abadi dan kesadaran spiritual. Nahhh... ini dia mitos yang mirip dengan "make a wish" dari bintang jatuh.

sumber: http://sukrablog.blogspot.com/2008/07/bintang-jatuh-dan-meteorit.html

Supermoon



Supermoon. Sebuah Fenomena alam yang mungkin paling ditunggu-tunggu saat ini, Supermoon. Supermoon adalah penampakan bulan purnama lebih besar dari biasanya. Fenomena ini hanya terjadi 18 tahun sekali, bulan tampak sekitar 14 persen lebih besar.

Supermoon sendiri bukanlah istilah dalam astronomi, melainkan dalam astrologi. Kalangan astrolog biasanya mengidentikkan supermoon dengan kekuatan jahat atau bencana. Seorang astrolog bernama Richard Nolle, misalnya, memperkirakan bahwa supermoon kali ini akan menimbulkan bencana gunung berapi dan badai.

Kabar yang beredar di internet juga menyebut bahwa supermoon yang akan terjadi esok berkaitan dengan bencana gempa dan tsunami yang terjadi di Jepang Jumat (11/3/2011) lalu. Namun, hal tersebut ditampik oleh para astronom dengan mengatakan efek supermoon sangatlah kecil.

Dalam dunia astronomi, Bulan bisa berada di titik terjauh dan terdekat dengan Bumi. Titik terjauh dikenal dengan apogee, sedangkan titik terdekat dikenal dengan perigee. Saat Bulan mencapai titik terdekat atau perigee inilah, fenomena yang dikenal dengan supermoon terjadi.

Publikasi space.com menyebutkan, Bulan akan mencapai jarak terdekatnya dengan Bumi dalam kurun waktu 18 tahun terakhir. Bulan "hanya" 356,577 kilometer dari Bumi. Ini 30.000 kilometer lebih dekat dengan jarak rata-rata Bumi-Bulan biasanya yang berkisar 382.900 km.

Berdasarkan waktu Indonesia, jarak terdekat Bumi-Bulan tersebut akan terjadi pada Minggu (20/3/11) dini hari pada pukul 02.10 WIB. Puncak purnamanya sendiri bisa dinikmati pukul 01.11 atau 59 menit sebelum jarak terdekat Bumi-Bulan dicapai.

Bulan yang istimewa ini takkan bisa dinikmati langsung dengan mata telanjang. Untuk membedakan "kegemukannya", harus digunakan teleskop. Untuk menikmatinya pemandangan terbaik ini, seseorang juga mesti memlih lokasi yang lapang dan gelap hingga cahaya Bulan bisa lebih terang.

Akibat kedekatannya, maka Bulan akan sedikit memengaruhi kondisi di Bumi. Misalnya meningkatnya gelombang pasang yang terjadi akibat gaya tarik Bulan yang sedikit lebih besar. Bagi nelayan, kondisi ini perlu diwaspadai dan sebaiknya tak melaut.

Pengaruh lain adalah meningkatnya aktivitas seismik dan gunung berapi. Namun, sekali lagi efeknya sangat kecil. Jim Garvin dari Goddard Space Flight Center NASA di Greenbelt bahkan mengatakan, "Super dalam supermoon hanyalah karena penampakan yang lebih dekat."

sumber: http://sains.kompas.com/read/2011/03/19/1458346/Menanti.Supermoon